Malaysia: Cowok Pakai "V-neck" Tanda Orang Itu Gay


Jika bukan gay atau tidak suka dianggap sebagai gay, Anda jangan memakai baju yang lehernya berbentuk huruf V atau V-neck ketika berkunjung ke Malaysia. Negara itu baru saja menerbitkan panduan bagi para orangtua yang isinya antara lain menyebutkan bahwa remaja yang suka berbaju V-neck memiliki kencederungan menjadi gay.

Padahal, V-neck pernah dianggap sebagai puncak mode. Orang-orang terkenal seperti Pangeran Wales dan juara Wimbledon, Fred Perry, pernah memakai baju seperti itu. Setelah lebih dari 80 tahun sejak pertama kali dijual, sweater V-neck tetap populer bagi laki-laki dan perempuan.

Namun, di Malaysia, pakai sweater semacam itu dianggap sebagai tanda nyata bahwa orang itu mungkin saja seorang gay. Sejumlah pejabat pemerintah negara jiran itu telah mengeluarkan serangkaian petunjuk bagi orangtua tentang apa yang mereka katakan merupakan tanda-tanda homoseksualitas.

Kesukaan mengenakan sweater V-neck dan T-shirt tanpa lengan termasuk di antara tanda-tanda itu. Remaja yang mengenakan pakaian ketat, berwarna terang, dan berpenampilan "klimis" juga masuk kategori memiliki kecenderungan menjadi gay.


Panduan tersebut, lapor Mail Online, Selasa (15/12013), diterbitkan Yayasan Guru Malaysia dan didukung pemerintah. Wakil Menteri Pendidikan Malaysia Mohd Puad Zarkashinot mengatakan, sedikit orang di negara itu mengerti atau tahu "gejala" awal kecenderungan homoseksualitas, biseksualitas, dan transjender lalu mencegah hal itu.

Sejauh ini, sebanyak 10 seminar tentang kecenderungan menjadi gay dengan peserta para orangtua telah diselenggarakan di Malaysia. Lebih dari 1.500 orang hadir dalam pertemuan baru-baru ini guna mendengar Zarkashinot menyampaikan pedoman untuk membantu anak-anak menjauh dari kegiatan yang tidak sehat.

Homoseksualitas merupakan hal terlarang di Malaysia dan digambarkan sebagai melawan "kodrat alam". Tahun lalu para pejabat Malaysia melarang lagu Lady Gaga yang berjudul Born this Way karena liriknya mempromosikan penerimaan terhadap gay dan lesbian.

Amnesty International mengkritik seminar-seminar itu dengan mengatakan, "Itu terdengar seperti dari zaman Victoria di Inggris, tetapi ini adalah Malaysia modern."

Sumber: Kompas
Share this article :
 
 

Copyright © 2013. DUNIA INFO - All Rights Reserved

powered by Blogger