Artav Anti Virus yang diciptakan Arrival Dwi Sentosa (15) dan Taufik
Aditya Utama (19), warga Kab Bandung pada Jamuari 2011 lalu, mati suri.
Permasalahan biaya dan dukungan menjadi kendala kakak beradik tersebut
mengembangkan karyanya.
Kedua orangtua mereka Herman Suherman (46) dan Yeni Soffia (41)
menceritakan, sudah sejak pertengahan 2012 lalu, piranti lunak anti
virus tersebut tidak terurus.
“Kita terkendala biaya, dan ahli pendukung untuk maintenance juga
pengembangan program ini. Padahal, program ini banyak peminatnya,” ucap
Herman, Selasa (15/1/13).
Terbukti, sejak diciptakan hingga pertengahan tahun 2012 sudah ada
1,4 juta pengunduh. Mereka berasal dari 149 negara. Kemudian, mereka
yang memberikan donasi ada sekitar 800 orang dengan nominal mulai dari
Rp 20 ribu hingga Rp 1,5 juta.
“Besar harapan kita, ada pihak yang dapat mendukung dan membantu Artav untuk mengembangkan program anti virus,” ucapnya.
Walau demikian, Arrival yang kini terdaftar sebagai siswa di SMK 4
Bandung, kelas X Rekayasa Piranti Lunak I (RPL I), dan Taufik yang
melanjutkan studi di Institut Teknologi Bandung (ITB) Fakultas Seni Rupa
dan Desain (FSRD) semester IV terus berkarya dan mencoba menciptakan
inovasi lain.
Pada 6 Desember 2012, keduanya mendapatkan penghargaan Indonesia
Inspiring Youth and Women Award, ICT Category Women Segment. Lalu,
Arrival bersama teman sekolahnya yakni Rikrik Ichsan Hakiki dengan
karyanya SecureX menjadi juara I Indonesia ICT Award (INAICTA) pada 15
September 2012.
Selanjutnya, Arrival Dwi Sentosa dikirim ke Brunei darussalam pada 5
Desember 2012 dan juara dua pada acara 12th International APICTA Awards
2012.
“SecureX merupakan program pengembangan Artav. Ini virus yang
dilengkapi fasilitas lain. Salah satunya yakni ada child protection atau
anti pornografi,” ucapnya.
Masih di tempat yang sama, Yeni menjelaskan apabila perhatian
pemerintah dirasa kurang. Kedua putranya yang mendulang terus prestasi
masih membutuhkan beasiswa.
“Terlebih beasiswa untuk Arrival. Kita sudah mengajukan seperti ke
Dinas Pendidikan Kota Bandung maupun Kabupaten Bandung, lalu DPRD
Kabupaten Bandung belum ada realisasinya. Jelas kita membutuhkan biaya
dan dukungan,” ucapnya.
Yeni berharap, ada dukungan dan perhatian lebih terhadap karya dari
kedua anaknya. Sebab, apa yang diciptakan oleh Arrival dan Taufik
terlebih telah mendapatkan prestasi di tingkat nasional maupun
internasional layak mendapatkan perhatian dari pemerintah juga pihak
lain.
Sumber: PR