Salah satu perintis video game, Atari SA, mendaftarkan perlindungan
kebangkrutan di Paris dan New York setelah gagal mendapat pemegang saham
baru dan membayar utang ke BlueBay.
Unit bisnisnya di Amerika Serikat (AS) sebelumnya sudah berencana melakukan restruktrisasi bisnis dengan cara memisahkan diri dari induknya di Prancis sambil mencari tambahan modal. Pemisahan ini dilakukan untuk terus bersaing di industri mobile dan digital games yang semakin berkembang.
Rencana restrukturisasi ini termasuk penjualan asetnya dalam tiga sampai empat bulan ke depan. Atari juga berencana meminta pinjaman US$ 5,25 juta (Rp 50 miliar) dari Tenor Capital.
Demi melindungi kepentingan kreditur dan pemegang saham, Atari SA akhirnya mendaftarkan perlindungan kebangkrutan menjelang jatuh temponya pinjaman dari BlueBay 31 Maret mendatan.
Selain itu, pendaftaran perlindungan kebangkrutan juga dilakukan karena likuiditas perusahaan sudah 'kering' ditambah kinerja penjualan yang lesu dan minimnya dana untuk pengembangan usaha.
Dalam keterangan tertulisnya yang dikutip CNBC, Selasa (22/1/2013), Atari SA menyatakan tidak ada investor baru yang bisa menyuntikkan dana atau menggantikan posisi BlueBay sebagai kreditor.
Kendalanya antara lain, karena peraturan yang berlaku untuk perusahaan yang listing di Prancis, struktur kepemilikan saham yang rumit dan situasi ekonomi yang sedang krisis.
Atari sendiri punya utang senilai 21 juta euro (Rp 266 miliar) ke BlueBay. CEO Atari SA Jim Wilson mengaku langkah mendaftarkan perusahaan untuk perlindungan kebangkrutan sudah tepat karena bisa melindungi pemegang saham dan mengurangi risiko usaha.
"Perlindungan kebangkrutan ini menjadi langkah yang sangat strategis bagi bisnis Atari di AS, sehingga kami bisa melestarikan nilai perusahaan sambil membuka kesempatan meraup pendapatan bagi Atari," kata manajemen Atari.
Atari terkenal sebagai salah satu perintis video game yang didirikan 1972 silam. Beberapa game terkenal yang pernah dirilis Atari antara lain Pong, Asteroids, Centipede, Missile Command, Battlezone dan Tempest.
Unit bisnisnya di Amerika Serikat (AS) sebelumnya sudah berencana melakukan restruktrisasi bisnis dengan cara memisahkan diri dari induknya di Prancis sambil mencari tambahan modal. Pemisahan ini dilakukan untuk terus bersaing di industri mobile dan digital games yang semakin berkembang.
Rencana restrukturisasi ini termasuk penjualan asetnya dalam tiga sampai empat bulan ke depan. Atari juga berencana meminta pinjaman US$ 5,25 juta (Rp 50 miliar) dari Tenor Capital.
Demi melindungi kepentingan kreditur dan pemegang saham, Atari SA akhirnya mendaftarkan perlindungan kebangkrutan menjelang jatuh temponya pinjaman dari BlueBay 31 Maret mendatan.
Selain itu, pendaftaran perlindungan kebangkrutan juga dilakukan karena likuiditas perusahaan sudah 'kering' ditambah kinerja penjualan yang lesu dan minimnya dana untuk pengembangan usaha.
Dalam keterangan tertulisnya yang dikutip CNBC, Selasa (22/1/2013), Atari SA menyatakan tidak ada investor baru yang bisa menyuntikkan dana atau menggantikan posisi BlueBay sebagai kreditor.
Kendalanya antara lain, karena peraturan yang berlaku untuk perusahaan yang listing di Prancis, struktur kepemilikan saham yang rumit dan situasi ekonomi yang sedang krisis.
Atari sendiri punya utang senilai 21 juta euro (Rp 266 miliar) ke BlueBay. CEO Atari SA Jim Wilson mengaku langkah mendaftarkan perusahaan untuk perlindungan kebangkrutan sudah tepat karena bisa melindungi pemegang saham dan mengurangi risiko usaha.
"Perlindungan kebangkrutan ini menjadi langkah yang sangat strategis bagi bisnis Atari di AS, sehingga kami bisa melestarikan nilai perusahaan sambil membuka kesempatan meraup pendapatan bagi Atari," kata manajemen Atari.
Atari terkenal sebagai salah satu perintis video game yang didirikan 1972 silam. Beberapa game terkenal yang pernah dirilis Atari antara lain Pong, Asteroids, Centipede, Missile Command, Battlezone dan Tempest.
Sumber: detiknet