Hingga kini penyebab pesawat Lion Air mendarat di laut dekat Bandara Ngurah Rai Bali belum diketahui secara pasti. Pihak Lion Air juga belum bisa memastikan penyebab jatuhnya pesawat yang mengangkut 101 penumpang itu.
Penyelidikan penyebab jatuh pesawat Lion Air Boeing 737 800 NG tersebut akan dilakukan oleh KNKT. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu.
Namun hingga kini publik masih bertanya-tanya mengenai penyebab kecelakaan tersebut. Ada dugaan penyebab kecelakaan karena roda pesawat tidak bisa keluar saat akan landing sehingga pilot memutuskan melakukan pendaratan di laut. Namun dugaan ini pun masih sangat sumir.
Kecelakaan pesawat itu pun hingga kini masih menimbulkan tanda tanya besar. Berikut enam keganjilan kecelakaan Lion Air tersebut:
1. Pesawat yang jatuh masih gres
Pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 904 mendarat di laut dekat Bandara Ngurah Rai Bali sekitar pukul 15.00 WITA. Hingga kini penyebab kecelakaan tersebut masih belum diketahui.
Menurut Pihak Lion Air, pesawat yang jatuh tersebut masih baru. Pesawat Boeing 737 800 NG itu baru dua minggu digunakan oleh Lion.
"Ini adalah pesawat baru, bukan bekas. Pesawat ini kami terima langsung dari pabriknya, yaitu Boeing Company di Amerika Serikat (AS) pada bulan Maret 2013," kata Direktur Umum Lion Air, Edward Sirait dalam konferensi pers yang digelar di Gedung Lion Air, Jakarta Pusat, Sabtu (13/4).
Setelah diterima Lion Air, pesawat tersebut segera di operasikan pada 28 Maret 2013 lalu. Pesawat itu dibeli dengan kisaran harga USD 80 juta hingga USD 90 juta.
"Jadi, kalau dihitung-hitung lagi, pesawat itu baru beroperasi selama kurang lebih dua minggu. Pesawat itu memiliki kapasitas 180 penumpang. Setelah pesawat sampai di sini, kami lakukan cek ulang secara keseluruhan sebelum benar-benar dioperasikan," ujar Edward.
2. Pilot sehat dan mahir
Faktor kecelakaan selain karena pesawat bisa karena faktor manusia. Salah satu yang paling berperan dalam kasus jatuhnya pesawat tentu adalah kondisi sang pilot. Lalu bagaimana dengan pilot Lion Air?
"Pilot kondisinya sehat. Sebelum terbang juga sehat," ujar Direktur Umum Lion Air, Edward Sirait dalam konferensi pers yang digelar di Gedung Lion Air, Jakarta Pusat, Sabtu (13/4).
Edward menambahkan standar operasional seorang pilot maksimal lima kali melakukan penerbangan. M Gazali sendiri pada hari ini baru melakukan beberapa penerbangan.
"Dia baru terbang tiga kali landing hari ini. Dia juga sudah mengantongi lebih dari 10 ribu jam terbang," katanya.
3. Cuaca di Bandara Ngurah Rai baik
Cuaca kerap dituding menjadi penyebab kecelakaan pesawat. Saat Lion Air mendarat di laut, kondisi di Bandara Ngurah Rai memang mendung dan gerimis. Namun hal ini tetap dianggap baik dalam dunia penerbangan.
"Dalam dunia penerbangan, kondisi di Ngurah Rai saat pesawat itu jatuh tergolong baik. Karena kalau buruk pasti sudah ditutup oleh pihak ATC atau bandara sehingga tidak ada pesawat yang masuk," ujar pengamat penerbangan, Alvin Lie kepada merdeka.com, Sabtu (13/4).
Lalu apa penyebab Lion Air mendarat di laut? Hingga kini masih belum ada jawaban pasti.
4. Pilot tak umumkan pesawat akan landing
Setiap pesawat akan landing, pilot biasanya mengumumkan kepada penumpang. Penumpang diminta untuk memasang sabuk pengaman karena pesawat akan segera mendarat.
Namun salah seorang penumpang Lion Air, Rusmaya Laksmi Wardani (53) menyebut dalam peristiwa itu, pilot tidak mengumumkan hal itu.
"Jadi pada saat sebelum kecelakaan kami semua tidak mendapat informasi bahwa pesawat tiba-tiba akan landing," kisah Rusmaya kepada merdeka.com, Sabtu (13/4).
"Tau-taunya ada suara brakk dan ternyata sudah di tengah laut. Saya berusaha menyelamatkan diri dengan luka di bibir yang berdarah, akhirnya saya juga sempat mencari pertolongan tapi tim SAR dengan sigap membantu," ucapnya.
5. Pilot tak berkomunikasi dengan ATC
Sebelum pesawat Lion Air mendarat di laut, sang pilot tidak memberikan informasi kepada pihak Air Traffic Controller (ATC) Bandara Ngurah Rai Bali. Tiba-tiba pesawat nahas itu mendarat di laut dekat bandara.
"Tidak ada informasi yang diterima bahwa pesawat akan mengalami crash. Tiba-tiba saja pesawat itu mendarat di laut," ujar petugas ATC Bandara Ngurah Rai, Bali, Tri Basuki dalam jumpa pers, Sabtu (13/4).
Karena tidak ada informasi inilah pihak ATC tidak bisa memastikan penyebab pesawat dengan nomor penerbangan JT 904 itu jatuh.
6. Ban tidak terbuka
Salah satu indikasi pesawat Lion Air mendarat di laut karena ban tidak bisa terbuka saat akan landing. Karena hal itulah pilot kemudian mendaratkan pesawat di laut untuk menghindari kecelakaan yang lebih fatal.
Namun pihak Lion Air sendiri enggan menjawab spekulasi ini. "Itu bukan kewenangan kami untuk menjawabnya. Nanti ada KNKT yang bisa menjawabnya," ujar Direktur Umum Lion Air, Edward Sirait dalam konferensi pers yang digelar di Gedung Lion Air, Jakarta Pusat, Sabtu (13/4).
Sumber : Merdeka
Penyelidikan penyebab jatuh pesawat Lion Air Boeing 737 800 NG tersebut akan dilakukan oleh KNKT. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu.
Namun hingga kini publik masih bertanya-tanya mengenai penyebab kecelakaan tersebut. Ada dugaan penyebab kecelakaan karena roda pesawat tidak bisa keluar saat akan landing sehingga pilot memutuskan melakukan pendaratan di laut. Namun dugaan ini pun masih sangat sumir.
Kecelakaan pesawat itu pun hingga kini masih menimbulkan tanda tanya besar. Berikut enam keganjilan kecelakaan Lion Air tersebut:
1. Pesawat yang jatuh masih gres
Pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 904 mendarat di laut dekat Bandara Ngurah Rai Bali sekitar pukul 15.00 WITA. Hingga kini penyebab kecelakaan tersebut masih belum diketahui.
Menurut Pihak Lion Air, pesawat yang jatuh tersebut masih baru. Pesawat Boeing 737 800 NG itu baru dua minggu digunakan oleh Lion.
"Ini adalah pesawat baru, bukan bekas. Pesawat ini kami terima langsung dari pabriknya, yaitu Boeing Company di Amerika Serikat (AS) pada bulan Maret 2013," kata Direktur Umum Lion Air, Edward Sirait dalam konferensi pers yang digelar di Gedung Lion Air, Jakarta Pusat, Sabtu (13/4).
Setelah diterima Lion Air, pesawat tersebut segera di operasikan pada 28 Maret 2013 lalu. Pesawat itu dibeli dengan kisaran harga USD 80 juta hingga USD 90 juta.
"Jadi, kalau dihitung-hitung lagi, pesawat itu baru beroperasi selama kurang lebih dua minggu. Pesawat itu memiliki kapasitas 180 penumpang. Setelah pesawat sampai di sini, kami lakukan cek ulang secara keseluruhan sebelum benar-benar dioperasikan," ujar Edward.
2. Pilot sehat dan mahir
Faktor kecelakaan selain karena pesawat bisa karena faktor manusia. Salah satu yang paling berperan dalam kasus jatuhnya pesawat tentu adalah kondisi sang pilot. Lalu bagaimana dengan pilot Lion Air?
"Pilot kondisinya sehat. Sebelum terbang juga sehat," ujar Direktur Umum Lion Air, Edward Sirait dalam konferensi pers yang digelar di Gedung Lion Air, Jakarta Pusat, Sabtu (13/4).
Edward menambahkan standar operasional seorang pilot maksimal lima kali melakukan penerbangan. M Gazali sendiri pada hari ini baru melakukan beberapa penerbangan.
"Dia baru terbang tiga kali landing hari ini. Dia juga sudah mengantongi lebih dari 10 ribu jam terbang," katanya.
3. Cuaca di Bandara Ngurah Rai baik
Cuaca kerap dituding menjadi penyebab kecelakaan pesawat. Saat Lion Air mendarat di laut, kondisi di Bandara Ngurah Rai memang mendung dan gerimis. Namun hal ini tetap dianggap baik dalam dunia penerbangan.
"Dalam dunia penerbangan, kondisi di Ngurah Rai saat pesawat itu jatuh tergolong baik. Karena kalau buruk pasti sudah ditutup oleh pihak ATC atau bandara sehingga tidak ada pesawat yang masuk," ujar pengamat penerbangan, Alvin Lie kepada merdeka.com, Sabtu (13/4).
Lalu apa penyebab Lion Air mendarat di laut? Hingga kini masih belum ada jawaban pasti.
4. Pilot tak umumkan pesawat akan landing
Setiap pesawat akan landing, pilot biasanya mengumumkan kepada penumpang. Penumpang diminta untuk memasang sabuk pengaman karena pesawat akan segera mendarat.
Namun salah seorang penumpang Lion Air, Rusmaya Laksmi Wardani (53) menyebut dalam peristiwa itu, pilot tidak mengumumkan hal itu.
"Jadi pada saat sebelum kecelakaan kami semua tidak mendapat informasi bahwa pesawat tiba-tiba akan landing," kisah Rusmaya kepada merdeka.com, Sabtu (13/4).
"Tau-taunya ada suara brakk dan ternyata sudah di tengah laut. Saya berusaha menyelamatkan diri dengan luka di bibir yang berdarah, akhirnya saya juga sempat mencari pertolongan tapi tim SAR dengan sigap membantu," ucapnya.
5. Pilot tak berkomunikasi dengan ATC
Sebelum pesawat Lion Air mendarat di laut, sang pilot tidak memberikan informasi kepada pihak Air Traffic Controller (ATC) Bandara Ngurah Rai Bali. Tiba-tiba pesawat nahas itu mendarat di laut dekat bandara.
"Tidak ada informasi yang diterima bahwa pesawat akan mengalami crash. Tiba-tiba saja pesawat itu mendarat di laut," ujar petugas ATC Bandara Ngurah Rai, Bali, Tri Basuki dalam jumpa pers, Sabtu (13/4).
Karena tidak ada informasi inilah pihak ATC tidak bisa memastikan penyebab pesawat dengan nomor penerbangan JT 904 itu jatuh.
6. Ban tidak terbuka
Salah satu indikasi pesawat Lion Air mendarat di laut karena ban tidak bisa terbuka saat akan landing. Karena hal itulah pilot kemudian mendaratkan pesawat di laut untuk menghindari kecelakaan yang lebih fatal.
Namun pihak Lion Air sendiri enggan menjawab spekulasi ini. "Itu bukan kewenangan kami untuk menjawabnya. Nanti ada KNKT yang bisa menjawabnya," ujar Direktur Umum Lion Air, Edward Sirait dalam konferensi pers yang digelar di Gedung Lion Air, Jakarta Pusat, Sabtu (13/4).
Sumber : Merdeka