10. Juventus
Kostum
ini dipakai Juventus sebagai peringatan 100 tahun berdirinya La
Vecchia Signora. Warna merah jambu (pink) dipakai karena warna itulah Yang
dipakai saat Juve pertama kali berdiri. Untungnya, saat memasukki abad
ke-20, kostum hitam-putih mulai dipakai. Jika tidak, mungkin julukan
Juventus kini menjadi Colore Rosa (pink) Yang jauh lebih feminim.
9. Kroasia, 1996
Pada penampilan perdananya di turnamen besar, Kroasia langsung
menggebrak dunia karena berhasil masuk hingga perempat-final Euro 1996
di Inggris. Bermaterikan beberapa pemain bekas tim juara Piala Dunia
Yunior 1987, Kroasia hanya kalah dari Jerman, Yang akhirnya menjadi juara, di Old Trafford. Kostum kotak-kotak merah-putih juga menjadi inovasi tersendiri dalam kejuaraan itu.
8. Ajax Amsterdam
Bagian vertikal merah di tengah Dan
diapit oleh putih di masing-masing sisi menjadi ciri khas tersendiri
bagi raksasa Belanda ini. Mungkin hanya perubahan sponsor Yang memberikan sentuhan berbeda Yang tak signifikan untuk jersey Yang unik tetapi sederhana ini.
Kostum kandang Ajax seperti Yang dikenakan Edgar Davids sudah melegenda
7. Denmark, 1986
Kostum
ini mendatangkan cukup banyak kontroversi, serupa seperti kemunculan
tim Skandinavia ini. FIFA sempat ikut campur dalam masalah ini, karena
bukan hanya baju Yang separuh merah Dan
putih, tetapi juga celana. Akhirnya, celana pun berubah menjadi putih,
tetapi prestasi Denmark di Piala Dunia Meksiko 1986 tetap luar biasa
dengan mencatat nilai sempurna di babak grup termasuk dari tim kuat
Jerman Barat, tetapi akhirnya dibantai Spanyol di 16 besar.
6. Real Madrid, 1960-an
Kejayaan
Real Madrid pada era 1960-an di atas lapangan hijau, bukan hanya
memberikan inspirasi dari permainan mereka di lapangan, tetapi juga
dari kostum tim Yang digunakan. Warna putih polos Dan tak dirusak oleh motif ataupun logo dicontoh oleh banyak tim, termasuk Leeds United Dan kini LA Galaxy.
5. Jorge Campos, 1990-an
Kiper Meksiko ini menjadi satu-satunya peserta individu Yang masuk dalam daftar ini. Kiper eksentrik ini dikenal dengan kepiawaiannya di bawah mistar, Dan lebih karena kostumnya Yang unik. Campos dikenal sering merancang sendiri kostum Yang dipakai. Meskipun terkadang aneh Dan tak masuk akal sehat, tetapi keberaniannya untuk tampil beda patut diacungi jempol.
Inilah salah satu kostum kebanggaan Jorge Campos Yang cenderung bercorak warna-warni
4. Glasgow Celtic, 1967
Selain sukses meraih gelar Liga Champions, Glasgow Celtic juga berhasil mencuri perhatian karena jersey Yang
digunakan. Celtic pernah menggunakan kostum tanpa nomor punggung!
Nomor hanya terdapat di celana, hingga akhirnya UEFA meminta Celtic
untuk memasang nomor di punggung mereka.
Garis hijau putih polos Yang membawa Celtic juara Liga Champions ini tanpa dilengkapi nomor punggung
3. Belanda (Johan Cruyff), 1974
Masalah sponsor, serupa seperti Yang
terjadi terhadap pebasket Michael Jordan pada Olimpiade Barcelona
1992, ternyata juga terjadi di dunia sepakbola. Johan Cruyff menolak
memakai tiga garis Yang
menghiasi kostum tim Oranye pada Piala Dunia 1974 karena ia memiliki
kontrak pribadi dengan Puma. Sebagai solusi, akhirnya hanya ada dua
garis pada kostum Cruyff. Selain itu, Cruyff juga ngotot mengenakan
nomor punggung 14, meskipun saat itu Belanda mengatur nomor punggung
berdasarkan abjad pemain.
Tampak jelas hanya terdapat dua garis hitam membujur di atas pundak Dan lengan Cruyff serta nomor 14 pada celananya
2. Prancis, 1984 Dan 1998
Kostum
Les Bleus pada Piala Eropa 1984 punya makna tersendiri bagi rakyat
Prancis. Saat itu, Michel Platini berhasil membawa Prancis juara Euro
1984. Saat menggelar Piala Dunia 1998, Prancis memutuskan mengenakan
kostum serupa seperti Yang digunakan Platini pada 1984 dengan harapan Zinedine Zidane dkk. berhasil menjadi juara. Harapan itu terkabul, Dan Zidane mengikuti jejak Platini mengangkat piala bergengsi bagi Prancis dengan kostum serupa.
Seragam Yang dipakai Zidane saat juara Piala Dunia 1998 ini mirip dengan Yang digunakan Michel Platini
1. Indonesia, 1956
Salah satu prestasi terbaik timnas Indonesia antara lain adalah lolos ke Olimpiade Melbourne 1956, Dan
bahkan sempat menahan imbang tanpa gol Uni Soviet, sebelum akhirnya
Uni Soviet berhasil menggilas Indonesia pada partai ulangan Dan kemudian berhasil meraih medali emas. Kostum hijau putih konon menjadi salah satu kostum Yang digunakan tim Merah Putih saat itu Dan
kemudian sempat dipakai hingga 1981. Setelah hilang lebih dari dua
dasawarsa, unsur hijau kembali hadir untuk kostum Piala Asia 2007.
Kostum untuk Piala Asia 2007 itu mendapat sambutan hangat karena
pemasaran Yang cukup gencar Dan dijual bebas, tetapi sayang kemiripan warna itu tidak mencapai keberhasilan Yang
sama seperti Prancis. Tim PSSI mampu tampil cukup baik pada Piala Asia
2007, tetapi kemudian harus mengakui kehebatan raksasa Asia lain Dan setelah itu Garuda kembali meredup.