Dari daftar di bawah ini, kamu pasti punya semuanya. Terutama yang
sudah cukup lama belajar fotografi. Objek-objek ini sangat, bahkan
terlalu, umum dijadikan ‘model’ untuk fotografi, yang akhirnya jadi
membosankan dan biasa karena berulang-ulang muncul. Hal semacam ini
dikenal dengan foto-foto klise. Tentunya keindahan sebuah foto – sekali
lagi – sangat relatif, sangat subjektif. Tapi, untuk seorang fotografer
yang ingin berkembang, kebiasaan memotret objek-objek yang sangat umum
ini harus dikurangi atau diganti sudut pandangnya. Kenapa? Supaya bisa
belajar lebih banyak. Bunga mawar bisa muncul dalam banyak sekali sisi,
tergantung fotografernya. Kalau kamu masih terbiasa memotret kelopaknya
tepat di tengah dari atas, sekarang lah saatnya kamu bergerak, lebih
kreatif mencari cara memotret yang lebih baik.
1. Bunga
Hampir semua orang suka bunga. Cantik dan mudah difoto karena tidak
bergerak kemana-mana. Tapi, ada komposisi yang sangat umum : meletakkan
bunga tepat di tengah frame dan difoto dari atas. Ketika kamu melihat
foto semacam ini, kamu akan dengan mudah melewatkan dan melupakannya
karena tidak ada yang istimewa. Tidak menarik. Biasa.
Kalau kamu jadi fotografernya, tentu kamu tidak mau membuat foto yang
bisa dibuat semua orang kan? Jadi, berpikirlah kreatif. Pikirkan tentang
warna, pencahayaan, detil, sudut, komposisi, dan munculkan cirimu
sebagai pribadi di dalam foto bunga itu.
2. Hewan peliharaan
Tentunya karena hewan peliharaan atau yang jinak-jinak cenderung
mudah difoto. Bandingkan dengan hewan liar. Kalau kamu menyimpannya
untuk koleksi pribadi, oke lah, kamu bisa memotret sebanyak mungkin
dengan pose yang begitu-begitu saja. Kamu tetap akan mengganggapnya lucu
dan menggemaskan. Tapi mulailah berpikir lebih besar kalau kamu akan
memperlihatkannya pada orang lain. Fotolah kucingmu ketika sedang
melompat, atau ketika anjingmu sedang mengibaskan air dari bulunya
setelah dimandikan. Pilih momen-momen istimewa yang mungkin butuh waktu
lama sebelum kamu bisa dapatkan lagi. Hanya karena kamu memotret hewan
peliharaan atau yang jinak, bukan berarti jadi membosankan.
3. HDR palsu
Ini adalah jenis HDR yang dibuat melalui aplikasi instan. Hasilnya biasanya oversaturated dan tidak nyaman dipandang. Kalau kamu mau belajar, membuat HDR asli bisa dengan cepat kamu kuasai. Hasilnya pun jauh lebih baik daripada yang palsu. Luangkan waktu untuk menikmati foto-foto HDR yang sebenarnya supaya kamu terbiasa dan akhirnya tidak mau lagi membuat HDR palsu.
4. Lens blur palsu
Sama alasannya dengan poin tiga, kamu akan dengan mudah bisa
mengenali jenis foto yang depth of field-nya buatan. Background yang
blur memang menarik, tapi kalau kamu sudah tahu tekniknya, jangan buat
yang palsu lagi. Terapkan teknik shallow DoF yang benar. Buka aperture
lebar, beri jarak objek dari background, naikkan focal length. Biasakan
matamu melihat dimensi. Tapi, lens blur buatan ini akan bagus bila
diterapkan untuk efek tilt-shift.
5. Serangga
Fotografi macro sangat menggoda. Menghadirkan objek-objek kecil dalam
ukuran besar tentu membuat semua fotografer ingin mencoba. Sayangnya,
sama seperti bunga, foto serangga jadi terlalu umum karena komposisi
yang begitu-begitu saja. Memang, bila kamu hanya dipersenjatai lens kit,
akan ada banyak keterbatasan dalam membuat foto makro, berbeda dengan
bila kamu memang punya lensa makro sebenarnya. Tapi – sekali lagi –
bukan berarti jadi membosankan. Bersabarlah. Cari serangga yang tidak
biasa, Manfaatkan background yang benar. Buat foto seranggamu ‘muncul’
dan bukannya yang hanya akan dilihat sepintas lalu. Foto yang bagus
butuh usaha.
6. Makanan
Internet banjir foto makanan. Teman saya bahkan bilang melihat orang yang langsung makan begitu pesanannya datang dan bukannya memotret dulu sama seperti melihat Unicorn; ajaib. Saya juga melakukannya. Tapi setelah beberapa lama, saya merasa perlu belajar food photography yang benar supaya tidak memotret makanan seperti amatir lagi. Bukan cuma makanannya, tapi juga penataannya di meja, dan apa yang paling menonjol dari makanan itu. Orang harus bisa melihatnya dan merasa lapar karenanya. Foto makanan yang menggiurkan. Kalau tidak bisa masak, setidaknya belajarlah memotret makanan yang bisa kelihatan enak :)
7. Model massal
Ini adalah kebiasaan banyak sekali fotografer di sini. Menyewa satu
model untuk difoto ramai-ramai di sebuah lokasi. Akhirnya semua orang
jadi memotret hal yang sama. Bagaimana caranya membuat satu orang model
mau mendengar arahan dari masing-masih fotografer? Susah, kan? Akhirnya
modelnya bergaya begini, begitu, dengan pose-pose yang sudah dia hafal
di luar kepala dan jadi sangat biasa. Memang banyak yang hasil fotonya
luar biasa karena jago mengambil sudut. Selebihnya biasa saja. Lebih
baik, kalau kamu suka porrtrait dan model, carilah teman dekat yang bisa
membantu. Kamu bisa mengarahkannya dengan lebih personal, kamu bisa
memilih gaya dan pencahayaan yang sesuai dengan mood yang kamu suka,
kamu bisa mendapatkan ekspresi yang ‘mahal’ karena hanya kamu yang
punya.